Hai Semua~!
Setelah beberapa hari bersenang-senang sekaligus merasakan terapi jalan kaki di Jogja,
aku PULANG~!
I’M BACK, DEAR~! *muntah pelangi*
Perjalanan singkat, 2 hari 3 malam (hayoo… ngerti nggak maksudnya gimana?) itu tidak menyurutkan semangat dan keingintahuanku tentang Jogja.
Sudah beberapa kali sih ke Jogja… waktu SD *miris*
Perjalanan kali ini cukup berbeda karena ditemani oleh teman-teman sekelas entrepreneur juga ๐
Jadi!
Apa saja yang aku dapatkan di sana?
Karena malas mengeluarkan kamera dan menghabiskan baterai bb untuk foto-foto, maka aku mengolah kreativitasku lewat sketsa ini.
*tebar-tebar sketsa*
Sanggar Alam SALAM; Naturally Learning by Doing
Di SALAM, sebuah sekolah Alam, Nenek ini menjadi Kepsek dengan segudang pengetahuan seru.
-Sketched by me-
Itu gambar kita sekelas (oke, aku ga gambar semua anak, capek) waktu mendengarkan Bu Waya (kalo aku tidak salah dengar) bercerita bagaimana ia membangun sekolah alam ini.
Yang perlu menjadi highlight dari SALAM adalah ‘Alam’ yang dimaksud tidak sekedar belajar dekat dengan ‘Alam’, tetapi secara ‘Alami’, belajar.
(… bingung?)
SALAM Jogja ini mengajarkan murid-murid untuk berpikir kritis dan praktis mengenai masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Misal, makanan dan minuman yang banyak zat kimia, pelestarian lingkungan hidup, seni tari-musik, membaca, dan lainnya.
SATUNAMA; Keadilan bagi Semua
Sambutan yang kita dapat ketika masuk di Satunama. Ala kuliah? *iya*
-Sketched by me-
Satunama adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang empowerment. Jadi, mereka akan menganalisa kebutuhan dan potensi apa di daerah-daerah sekitarnya. Kemudian, bersama-sama membentuk ย suatu solusi.
Yang bisa dipelajari dari sini adalah kemampuan untuk analisa sosial. Ketika kita dapat melakukannya dengan baik, maka solusi yang dapat terpikir pun bisa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
CD/UPKM; Rumah Sakit Tanpa Dinding
Hari terakhir, malas menggambar detail. Orang ini nyentrik, dari segi value maupun penampilan.
-Sketched by me-
Yah, nyentrik.
Kata itu muncul ketika bertemu dengan Pak Oto, orang yang bertanggung jawab terhadap LSM ini.
UPKM merupakan singkatan dari Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat. CD sendiri merupakan kependekan dari Community Development.
Di sini, benar-benar RS tanpa ‘dinding’. Volunteernya langsung terjun ke masyarakat untuk memberikan edukasi, merawat, dan berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat secara langsung.
Dari ujung Aceh sana, sampai ke Timika.
Yang nyentrik lagi adalah value Bapak Oto. Beliau bilang bahwa kegiatan sosial seperti ini merupakan panggilan, di mana profit yang disiapkan Tuhan sudah menanti.
Nyentrik kan? Beda dengan apa yang selama ini aku bahas ๐
Yayasan Bina Mandiri; Ability of the Difable
Mau gambar kaki palsu di bawah mesin jahit tapi failed. *yasudahlah*
-Sketched by me-
Satu hal yang langsung jadi perhatianku adalah benda ini.
Mesin jahit dengan kaki palsu.
Dan Lemari yang merupakan Hibah dari Japanese Red Cross Society.
Dua hal ini pula yang melekat dalam kepalaku.
Ternyata ada satu hal yang bisa psikologi lakukan di sana. Selain sekedar mengobati jiwa mereka.
Mesin-mesin di sana haruslah dibuat ergonomis. Ruangan sampai pegangan pintu pun harusnya dibuat se ergonomis mungkin bagi difable.
yes. PR baru bagiku. *catat*
Yang kedua, pertanyaan :
Mengapa Japanese Red Cross Society?
Indonesia mana?
Ditutup dengan pertanyaan itu, pulang ke Surabaya terasa berat.
Generasiku harus tahu ini.
Generasiku harus turut berpikir dan menyumbang kehidupannya,
untuk memperbaiki Indonesia.
Membawa mereka dan komunitas menjadi lebih baik.
Komunitas di Jogja ini harus ditularkan di tempat-tempat lain di Indonesia ๐
Let’s fight together~!